KOMUNIKASI
DAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL
Disusun untuk menyelesaikan tugas matakuliah Perilaku Organisasional
Dosen Pengampu : Dra. Hj Panca
Winahyuningsih,MM

Disusun oleh:
Kelas 4D
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017/2018
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan Makalah Komunikasi dan keterampilan Interpersonal ini
degan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Perilaku
Organisasional di Progam Studi Manajemen
Penulisan makalah ini didasarkan pada
referensi yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya yang terkait. Dengan
ini penyusun juga menyampaikan terimakasih kepada :
1.
Ibu Dra.
HjPanca Winahyuningsih selaku dosen pengampu mata kuliah Perilaku
Organisasional yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.
2.
Orang tua
yang telah memberikan kesempatan dan dukungan bagi kami baik moral maupun
material
Makalah ini merupakan tulisan yang dibuat
berdasarkan sumber yang telah didapat penyusun. Tentu ada kelemahan dalam
teknik pelaksanaan, penyajian maupun dalam tata penulisan. Akhir kata selamat
membaca dan terimakasih.
Kudus, 1 Maret 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan
menjalankan seluruh aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial,
komunitas, organisasi maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap
manusia berinteraksi dengan sesamanya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat menghindari dari suatu tindakan yang
disebut komunikasi. Disadari atau tidak, komunikasi merupakan bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri. Di sisi lain, untuk menjalin rasa kemanusiaan
yang akrab, diperlukan saling pengertian diantara sesama anggota masyarakat.
Dalam hal ini komunikasi memainkan peranan penting, apalagi bagi manusia
modern. Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan pertukaran
informasi dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat.
Berikut disajikan penjelasan tentang Interpersonal
Skill yang sangat perlu untuk dimiliki oleh setiap individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan sekitar. Ketrampilan inilah yang akan mendorong peningkatan
kinerja seorang profesional, di bagian apapun tempatnya atau posisi apapun yang
dipegangnya. Kemampuan dalam membina hubungan interpersonal akan memudahkan
penyelesaian tugas sehari-hari apalagi tugas dalam teamwork. Karena bagaimanapun akan sulit membangun teamwork yang tangguh bila ketrampilan
interpersonal dan komunikasi ini tidak dimiliki oleh salah seorang anggotanya.
Atau dengan kata lain seseorang yang tidak memiliki ketrampilan interpersonal
dan komunikasi akan sulit bekerja dalam satu kelompok kerja secara baik. Disisi
lain kemampuan interpersonal dan komunikasi akan tercermin dari penampilan
sehari-hari seseorang dan perkembangan karirnya. Pelatihan ini diselenggarakan
atas dasar pemahaman akan pentingnya ketrampilan interpersonal dan komunikasi
tersebut bagi seorang staf profesional perusahaan.
Komunikasi adalah Usaha mendorong orang lain
menginterprestasikan pendapat seperti apa yang di kehendaki oleh orang yang
mempunyai pendapat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal ?
2.
Apa sajakah tujuan dari komunikasi interpersonal?
3.
Bagaimana model-model komunikasi interpersonal?
4.
Bagaiman caranya melakukan komunikasi interpersonal yang efektif?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian dari komunikasi interpersonal
2.
Memahami tujuan komunikasi interpersonal
3.
Menjelaskan model-model komunikasi interpersonal
4.
Mengetahui cara melakukan komunikasi interpersonal yang efektif
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal
Kamus Psikologi (Rakhmat, 2001) mendefinisikan komunikasi
sebagai penyampaian energi, gelombang suara dan tanda di antara tempat sebagai
proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan
pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan
sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara
tatap muka maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan mengubah sikap,
pandangan atau perilaku. Kata komunikasi ini sendiri berasal dari bahasa Latin “communicatio” yang berarti “pergaulan”,
“persatuan”, “peran serta”, dan “kerjasama”. Kata komunikasi bersumber dari
istilah “communis” yang berarti “sama
makna”. Komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik
berupa verbal (kata-kata) maupun non verbal (gerakan) oleh seseorang kepada
orang lain untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan,
maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus disertai dengan
adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak (pengirim dan penerima),
sehingga yang dikomunikasikan dapat dimengerti dan dilaksanakan. Secara
konstektual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu komunikasi antara
dua individu atau sedikit individu, yang mana saling berinteraksi, saling
memberikan umpan balik satu sama lain. Komunikasi
interpersonal merupakan proses penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu
antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan
maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian, mengenai
masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan
perilaku.
Dari pengertian komunikasi interpersonal yang telah diuraikan
di atas, dapat diidentifikasikan beberapa komponen yang harus ada dalam komunikasi
interpersonal. Menurut Suranto A.W, komponen-komponen komunikasi interpersonal yaitu:
1) Sumber
/ komunikator
Merupakan
orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi
keadaan internal sendiri, baik yang bersifat emosional maupun informasional
dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan
sosial sampai pada keinginan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang
lain.
2) Encoding
Encoding
adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan melalui
pemilihan simbol-simbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan
aturan-aturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3) Pesan
Pesan
adalah seperangkat symbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan
keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada
pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi, pesan merupakan unsur yang sangat
penting. Pesan itulah disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan
diinterpretasi oleh komunikan.
4) Saluran
Merupakan
sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau yang menghubungkan
orang ke orang lain secara umum. Dalam konteks komunikasi interpersonal,
penggunaan saluran atau media semata-mata karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan
dilakukan komunikasi secara tatap muka.
5) Penerima/
komunikan
Adalah
seseorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi pesan. Dalam proses
komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif, selain menerima pesan
melakukan pula proses interpretasi dan memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan
balik dari komunikan inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui
keefektifan komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami
secara bersama oleh kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan.
6) Decoding
Decoding
merupakan kegiatan lain secara umum. Pentafsiran si penerima pesan (komunikan)
ketika mendapatkan pesan dari (komunikator).
7) Respon
Yakni
apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai sebuah
tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif, netral, maupun
negatif. Respon positif apabila sesuai dengan yang dikehendaki komunikator. Netral
berarti respon itu tidak menerima ataupun menolak keinginan komunikator.
Dikatakan respon negatif apabila tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang
diinginkan oleh komunikator.
8) Gangguan
(noise)
Gangguan
atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu harus didefinisikan dan
dianalisis. Noise dapat terjadi di
dalam komponen- komponen manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa
saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan, termasuk
yang bersifat fisik dan psikis.
9) Konteks
komunikasi
Komunikasi
selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak ada tiga dimensi
yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang menunjuk pada lingkungan konkrit
dan nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti ruangan, halaman dan jalanan. Konteks
waktu menunjuk pada waktu kapan komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya: pagi,
siang, sore, malam. Konteks nilai, meliputi nilai sosial dan budaya yang
mempengaruhi suasana komunikasi, seperti: adat istiadat, situasi rumah, norma
pergaulan, etika, tata krama, dan sebagainya. Komunikasi interpersonal merupakan
suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi.
2.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Arni
Muhammad menyatakan bahwa komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan, yaitu
:
1. Menemukan
Diri Sendiri
Salah
satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi.
Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar
banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal
memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai,
atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi
mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan
diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa
pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
2. Menemukan
Dunia Luar
Hanya
komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang
diri kita dan orang lain yang
berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi
interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media
massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami
melalui interaksi interpersonal.
3. Membentuk
Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah
satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan
dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi
interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang
lain.
4. Berubah
Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak
waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan
pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu,
misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis
membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau
salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
5. Untuk
Bermain Dan Kesenangan
Bermain
mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan.
Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan,
berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya
hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan
komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting
dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
6. Untuk
Membantu
Dapat
disimpulkan bahwa ketika melakukan komunikasi interpersonal, setiap individu
dapat mempunyai tujuan yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan
masing-masing. Komunikasi interpersonal yaitu kemampuan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Komunikasi ini terbagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Komunikasi
diadik (Dyadic communication)
Komunikasi
diadik adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang. Misalkan, anda berkomunikasi
dengan seseorang yang anda temui di jalan. atau sedang menelpon seseorang yang lokasinya
jauh dari saudara.
b. Komunikasi
triadik (Triadic communication)
Komunikasi
triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelaku komunikasinya terdiri dari
tiga orang, yaitu seorang komunikator dan dua orang komunikan. Apabila
dibandingkan dengan komunikasi triadik, maka komunikasi diadik lebih efektif,
karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan sepenuhnya,
sehingga ia dapat menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan
balik yang berlangsung, kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif
tidaknya proses komunikasi. Komunikasi interpersonal memiliki beberapa ciri,
yaitu : arus pesan dua arah, suasana nonformal, umpan balik segera, peserta
komunikasi berada dalam jarak yang dekat, dan peserta komunikasi mengirim dan
menerima pesan secara simultan serta spontan, baik verbal maupun non verbal. Fungsi
Komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini
sebagai salah satu tanda
efektivitas proses komunikasi.
2.3 Cara meningkatkan interpersonal skill pada diri kita.
1. Smile.
Sedikit
orang yang ingin berada di sekitar seseorang yang selalu terlihat tak bahagia.
Lakukan yang terbaik untuk menjadi seseorang yang friendly dan antusias dengan
rekan-rekan kerja anda. Bangun sikap positif dan ceria mengenai pekerjaan dan
mengenai kehidupan. Seringlah tersenyum. Energi positif yang anda pancarkan
akan menarik yang lain kepada anda.
2. Jadilah
apresiatif.
Carilah
satu hal positif tentang setiap orang yang anda bekerja sama dan biarlah mereka
mendengarnya. Jadilah murah hati dengan pujian dan kata-kata yang mengobarkan
semangat. Ucapkan terima kasih ketika seseorang menolong anda. Buatlah kolega
anda merasa diterima ketika mereka menelepon atau datang ke kantor anda. Jika
anda membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka dihargai, mereka akan mau memberikan
yang terbaik untuk anda.
3. Perhatikanlah
orang lain.
Cermatilah
apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain. Ketahuilah momen-momen
bahagia mereka, dan tunjukkanlah perhatian dan simpati pada situasisituasi
sulit seperti waktu sakit atau kematian. Buatlah eye contact dan ingatlah orang dari nama pertama mereka. Tanyakan
yang lain akan opini-opini mer eka.
4. Latihlah
mendengarkan dengan aktif.
Untuk
mendengarkan dengan aktif adalah dengan mendemonstrasikan bahwa anda memang mau
untuk mendengar dan mengerti akan pandangan orang lain. Itu berarti menegaskan
kembali, dengan bahasa anda sendiri, apa yang orang lain telah katakan. Dengan
cara ini, anda mengetahui bahwa anda mengerti apa yang mereka maksudkan dan
mereka mengetahui bahwa respon anda melebihi lip service. Rekan-rekan kerja
anda akan menghargai mengetahui bahwa anda benar-benar mendengarkan dengan apa
yang telah mereka katakan.
5. Bawalah
kebersamaan.
Ciptakanlah
lingkungan yang mengajak orang lain untuk bekerja sama. Perlakukanlah setiap
orang dengan sama, dan jangan bermain `siapa yang favorit.` Hindari berbicara tentang orang lain di belakang
mereka. Tindak lanjutkan apa yang orang lain sarankan atau minta. Ketika anda
membuat pernyataan atau pengumuman, pastikan bahwa anda telah dimengerti. Jika
rekan-rekan anda melihat anda sebagai seseorang yang solid dan fair, mereka
akan mempercayai anda.
6. Tangani
konflik-konflik.
Ambillah
sebuah langkah mudah untuk membawa kebersamaan, dan menjadi seseorang yang
menangani konflik-konflik k etika akan terjadi. Pelajari bagaimana menjadi
mediator yang efektif. Jika ada rekan-rekan kerja yang ber-cekcok mengenai
permasalahan personal atau professional, aturlah agar kedua pihak duduk bersama
dan bantu mengatasi perbedaan mereka. Dengan mengambil peranan memimpin, anda
akan mendapatkan respek dan kekaguman dari orang sekitar anda.
7. Berkomunikasi
dengan jelas.
Perhatikanlah
apa yang anda katakan dan bagaimana anda mengatakannya. Seorang komunikator
yang jelas dan efektif menghindari salah pengertian dengan rekan-rekan kerja,
kolega-kolega, dan rekan sejawat anda. Kelancaran verbal anda memproyeksikan
gambaran akan intelijensi dan kedewasaan, tidak peduli berapa pun usia anda.
Jika anda tetap mengeluarkan semua apa yang ada di pikiran anda, orang tidak
akan terlalu menaruh perhatian dengan kata-kata ataupun opini anda.
8. Hiburlah
mereka.
Janganlah
takut untuk menjadi lucu ataupun pandai. Banyak orang yang mau berada di dekat
orang-orang yang bisa membuat mereka tertawa. Gunakanlah rasa humor anda
sebagai alat efektif untuk menurunkan batas dan menghimpun perhatian orang.
9. Lihatlah
dari sisi mereka.
Empati
berarti menjadi mampu untuk menaruh diri anda dalam sepatu orang lain dan
mengerti apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk melihat situasi dan
responrespon dari perspektif orang lain. Ini bisa terjadi dengan tetap
berhubungan dengan emosi-emosi anda sendiri; orang-orang yang menghindari
perasaan mereka sendiri terkadang menjadi sulit untuk ber-empati dengan orang
lain.
10. Janganlah
mengeluh.
Tidak
ada yang lebih buruk dibandingkan seorang pengeluh yang kronis ataupun
perengek. Jika anda harus mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu dalam
buku harian anda. Jika anda harus mengungkapkan dengan kata-kata k
eluhan-keluhan anda, ungkapkan kepada teman terdekat anda dan keluarga saja,
dan jadikanlah singkat. Bagikan itu kepada semua orang sekitar anda atau yang
lainnya dan anda akan mendapatkan r eputasi buruk.
2.4 Hambatan - Hambatan Komunikasi
Hambatan
komunikasi ada 4 kategori diantaranya sebagai berikut :
1. Dalam
diri pribadi ( Personal), meliputi :
a. Presepsi
Selektif
b. Perbedaan
individual dalam ketrampilan komunkasi
2. Hambatan
antar pribadi (Interpersonal), meliputi :
a. iklim
(suasana)
b. Kepercayaan
c. Kredibilitas,sumbernya
:
d. Kejujuran
e. Keahlian
f.
Dinamis
g. Objektif
h. Kesamaan
pengirim – penerima
3. Hambatan
Organisasional, meliputi :
a. Status
b. Transmisi
Hirarkhis
c. Ukuran
Kelompok
d. Kendala
Ruang
4. Hambatan
Teknologi
a. Bahasa
dan Pengertian
b. Isyarat
non Verbal
c. Efektifitas
Saluran
d. Kebanjiran
informasi
Beberapa Metode Untuk
Kebanjiran Informasi :
1. Penyaringan (filtering)
2. Pengantrian
( quening )
3. Penatapan
saluran ganda
2.5 Manfaat Interpersonal Skill
Manfaat
yang didapat jika mempunyai interpersonal skill :
1.
Menjadikan diri lebih percaya diri dari sebelumnya
2.
Mendapatkan banyak teman.
3.
Sering mendapatkan tawaran untuk menjadi pemimpin di beberapa organisasi.
4.
Dapat mengatur emosi dengan lebih baik dari sebelumnya.
5.
Dapat dengan lebih mudah memcahkan masalah.
6.
Dapat melakukan komunikasi lebih baik
7.
Berani menyampaikan pendapat.
8.
Berani berbicara di depan umum.
9.
Berani bernegosiasi dengan cara yang lebih baik
10.
Lebih dapat menghargai dan dihargai
2.6 Komunkasi Interpersonal yang Efektif
Komunikasi
interpersonal dikatakan efektif apabila memenuhi tiga syarat :
1.
Pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana dimaksud oleh
komunikator.
2.
Ditindak lanjuti dengan perbuatan secara sukarela.
3.
Meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.
Komunikasi
interpersonal yang efektif berfungsi untuk :
1. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu.
2. Menyampaikan pengetahuan atau informasi.
3. Mengubah sikap dan perilaku
4. Pemecahan masalah hubungan antar manusia
5. Citra diri menjadi lebih baik
6. Jalan menuju sukses
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Studi Kasus Mengenai Komunikasi Interpersonal
Pak Edi Bramantyo seorang manajer pada sebuah perusahaan
yang ternama. Beliau memiliki kompetensi yang unggul di bidang tugasnya. Namun
satu hal yang selalu dikeluhkan oleh stafnya, beliau memiliki kemampuan
komunikasi interpersonal yang kurang memadai. Kemampuan komunikasi interpersonal
Pak Bram yang buruk, membuat hubungan Pak Bram dengan rekan sejawat dan stafnya
kurang harmonis. Kemampuan komunikasi interpersonal yang buruk tersebut terlihat
pada sikap beliau yang sering tidak mampu mengendalikan emosi ketika berdiskusi
atau berbicara, beliau sering meremehkan orang lain, dan beliau sering bersikap
sinis ketika berkomunikasi. Saat Pak Bram memberikan perintah tugas kepada
karyawan, terkadang karyawan sulit memahami isi dari perintah tersebut yang
menyebabkan hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Karyawan menjadi salah
menafsirkan apa yang diperintah atasan, dan atasan pun yaitu Pak Bram hanya
bias memerintah bukan mengajarkan atau mengayomi para karyawannya. Karyawan pun
hanya bicara secukupnya sesuai yang diperintahkan. Terlebih lagi, Pak Bram
kurang dekat dengan para karyawan sehingga para karyawan tertutup oleh beliau
yang
selalu
emosional.
Analisis Kasus
Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat menganalisa
permasalahan yang timbul pada kasus Pak Bram. Meskipun beliau memiliki
pengetahuan teknik komunikasi efektif yang cukup, tetapi ternyata kepribadian
beliau yang buruk temperamen, sombong, sinis, merupakan salah satu faktor
internal yang berpengaruh pada proses komunikasi. Kepribadian berpengaruh
terhadap proses ideasi seseorang (pemikiran, perencanaan dan pengorganisasian)
pesan yang akan disampaikan kepada lawan bicara. Kepribadian yang buruk akan berpengaruh
terhadap proses ideasi yang pada akhirnya akan menghasilkan pesan yang buruk
pula. Yang dimaksud komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian
informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi
pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk
mencapai saling pengertian, umpan balik mengenai masalah yang akan dibicarakan
yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku. Dikaitkan dengan kasus
diatas, Pak Bram dan karyawan terjadi kesalahan komunikasi (miss communication). Pak Bram sebagai komunikator hanya memberi
perintah dan hanya berbicara secukupnya tanpa melihat reaksi dan umpan balik
karyawan selaku komunikan. Karyawan selaku komunikan salah mentafsir apa yang
diperintahkan Pak Bram yang membuat terjadinya kesalahpahaman. Dasar dari
komunikasi interpersonal adalah melihat efek yang ditimbulkan setelah melakukan
komunikasi. Efektif atau tidaknya komunikasi dilihat dari hasil yang
ditimbulkan, apakah dapat merubah perilaku komunikan kearah positif atau gagal
komunikasi dan buruknya reaksi komunikan. Apa yang kita sampaikan harus
benar-benar dimengerti oleh lawan bicara kita, sehingga masalah komunikasi yang
efektif antar sesama manusia memberikan peranan yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Komunikasi yang efektif juga perlu dilandasi dengan niat yang
tulus dari komunikator, serta sikap berpikir positif terhadap lawan bicara
serta menggunakan bahasa yang nyaman dan mudah dicerna oleh komunikan. Seorang
komunikator yang dalam hal ini adalah atasan harus bias menempatkan komunikan
sesuai dengan tingkat intelektual komunikan atau karyawan agar tercipta
kesamaan persepsi dalam menafsirkan pesan sehingga tidak tercipta missunderstanding (salah pengertian).
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal atau hubungan
emosional yang baik. Jadi Pak Bram harus selalu berkaca akan kepribadiannya,
dan meredakan emosinya untuk kelangsungan komunikasi interpersonal pada
karyawan tersebut. Pak Bram seharusnya memberikan pesan yang membuat perilaku
karyawan berubah, seperti memberi motivasi kepada karyawan ke arah lebih baik
dan selalu memberi semangat dalam melaksanakan semua pekerjaan. Jika dilihat
dalam teori, hambatan dalam melakukan komunikasi interpersonal yaitu budaya,
bahasa, tujuan yang tidak
jelas,
menganggap enteng lawan bicara, salah paham dan mendominasi pembicaraan. Dari
kasus Pak Bram tersebut, hambatan yang terjadi yaitu Pak Bram menganggap enteng
karyawannya dengan emosi dalam berbicara dan bertindak sinis, salah paham
antara atasan dan bawahan, serta mendominasi pembicaraan yang selalu memberikan
perintah kepada karyawan tanpa membiarkan karyawan memberikan umpan dan
kejelasan perintah tersebut. Dikaitkan dengan efektifitas komunikasi
interpersonal dapat dilihat dari :
1.
Keterbukaan (openness), dapat dilihat
dari kesediaan atasan dalam menyampaikan pesan secara jujur dan terbuka kepada
karyawan baik perintah tugas, teguran, motivasi, saling keterbukaan dan
lain-lain.
2.
Empati (empathy), dapat dilihat dari
ketanggapan karyawan dalam menanggapi atasan, dengan atasan membaca mimik dan
gerak-gerik karyawan.
3.
Sikap positif (positivenness), yang
dilihat dari proses kinerja karyawan dimana atasan menghargai setiap pendapat
dari karyawan.
4.
Kesetaraan (equality), yang dilihat
dari terjalinnya komunikasi antar karyawan dan atasan dengan tidak mebeda-bedakan
antar satu dengan yang lain. Atasan tidak boleh berbicara semaunya dan
sesukanya, karena dalam hal komunikasi semuanya setara dan harus menghormati
pendengar (komunikan) guna mendapatkan umpan yang baik.
5.
Umpan balik (feedback), yang dapat
dilihat dari kemampuan seorang atasan untuk menyatakan pikiran yang telah
dikemukakan begitu juga dengan kemampuan karyawan menafsirkan pesan yang telah
disampaikan oleh atasan. Karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan
balik dari apa yang disampaikan atasan agar karyawan dapat benar mentafsirnya
dan mengerjakan tugas yang diperintahkan atasan, begitupun atasan harus menerima
pertanyaan atau umpan balik karyawan agar terlihat pesan yang disampaikan
dimengerti atau tidak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian
informasi, pikiran dan sikap tertentu antara
dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan
maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian, mengenai masalah
yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku.
Tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan diri
sendiri, menemukan dunia luar, membangun dan memelihara hubungan yang harmonis,
mempengaruhi sikap dan tngkah laku, mencari kesenangan atau sekedar
menghabiskan waktu, dan memberikan bantuan (konseling).Komunikasi interpersonal
dikatakan lebih efektif dalam hal membujuk lawan bicara karena tanpa menggunakan
media dalam penyampaian pesannya serta dapat langsung melihat reaksi dari lawan
bicara. Komunikasi interpersonal sering dilakukan oleh semua orang dalam
berhubungan dengan masyarakat luas.
4.2 Saran
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar dua orang
atau sekelompok kecil yang saling memberikan ide, pengertian, wawasan, ataupun
pendapat yang mengharapkan adanya reaksi atau umpan balik positif dari penerima
pesan. Diharapkan dengan kehidupan sehari-hari melakukan komunikasi, kejelasan,
keterbukaan, dan bahasa yang sopan santun harus ditingkatkan untuk menjalin
komunikasi baik antar teman, sahabat, orang tua, rekan kerja, dan lain halnya. Dengan
keterbatasan yang ada baik dari segi waktu maupun wawasan penyusun yang masih
minim kemungkinan pada makalah ini ditemukan berbagai kekurangan-kekurangan. Oleh
karena itu dengan lapang dada penyusun berharap serta bersedia menerima kritik
dan saran dari teman-teman, yang membangun guna untuk menambah wawasan
penyusun.
DAFTAR PUSTAKA
M,
Arni. 1995. Komunikasi Organisasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyana,
Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Winahyuningsih, Panca. 2017. Perilaku Organisasional. Kudus: BPFE Universitas Muria Kudus
N,
Wexley, Kenneth, dkk. 2003. Perilaku
Organisasi Dan Psikologi Personalia. Jakarta:
Rineka
Cipta.
LAMPIRAN
Teamwork :
Kerjasama Tim
Communication : Pergaulan
Communis : Sama makna
Noise/barrier : Gangguan
Dyadic communication : Komunikasi Diadik
Triadic communication : Komunikasi Triadik
Eye contact : Kontak Mata
Miss communication : Kesalahan Komunikasi
Misunderstanding : Salah Pengertian
Openness : Keterbukaan
Empathy : Empati
Positivenness : Sikap Positif
Equality : Kesetaraan
Feedback : Umpan Balik
Filtering : Penyaringan
Quening : Pengantrian
As claimed by Stanford Medical, It's in fact the SINGLE reason this country's women get to live 10 years more and weigh on average 19 kilos less than we do.
BalasHapus(Just so you know, it has NOTHING to do with genetics or some secret diet and absolutely EVERYTHING related to "HOW" they eat.)
P.S, What I said is "HOW", not "what"...
TAP this link to determine if this brief test can help you unlock your true weight loss potential