Proposal Bisnis Tenun Ikat
Cempaka Mandiri
untuk memenuhi tugas
matakuliah kewirausahaan
Dosen pengampu Dr. Drs.
Sukirman S.Pd., S.H., M.M.
Kelas
Disusun
Oleh
1. Wahyu Darmawan 201511276
![]() |
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
FAKULTAS EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
PO.BOX. 53
Gondangmanis Bae Kudus, Telp: (0291) 438229 ext. 123, Fax: (0291) 437198,
Website www.umk.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat
Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
ujian akhir ini tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat berangkaikan salam
penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman kebodohan menuju
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun latar belakang penulis membuat proposal Usaha Kain Tenun Ikat
ini, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Dr. Drs. Sukirman S.Pd. SH.
MM. sebagai dosen mata kuliah Kewirausahaan. Penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam rangka penyelesaikan proposal
ini, selain itu kerja sama yang baik diantara penulis membuat proposal ini
dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Seperti kata pepatah, tidak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari
bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, masih banyak hal yang kurang dalam
penulisan proposal ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar penulis dapat memperbaikinya. Harapan penulis, semoga
proposal ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber ilmu yang baru bagi kita
semua. Amin.
Kudus, April
2017
DAFTAR ISI
ABSTRAK
Kain tenun ikat merupakan salah satu kain yang
menggunakan teknik tenun. Di Indonesia sendiri tenun ikat terdapat di berbagai
daerah. Karena Indonesia dahulu merupakan salah satu daerah kekuasaan kerajaan
Hindu Budha terbesar sebagai pengguna ikat. Munculnya kain tenun ikat sebagai
bahan baku pada salah satu rancangan baju yang muncul pada Jakarta Fashion Week
2013 kemarin merubah pandangan beberapa kalangan mengenai tenun ikat yang
semula dianggap kuno.
Kain tenun ikat yang sudah menjadi busana modern yang
beredar di kalangan masyarakat Indonesia. Sayangnya tidak disertai dengan
edukasi atau informasi akan kain atau busana yang dijual sehingga masyarakat
tiddak mengetahui informasi mengenai ikat, khususnya anak muda. Melalui media
promosi yang menarik untuk membantu pengenalan kain tenun ikat di kalanganmasyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, minimnya lapangan pekerjaan
mengakibatkan banyak pengangguran. Pengangguran tak mengenal ijazah. Tak hanya
orang-orang yang tidak sekolah tetapi juga orang-orang yang sudah menamatkan
sekolahnya, bahkan bergelar master juga tak luput dari gelar ‘pengangguran’.
Fenomena tersebut akhirnya mendorong beberapa orang untuk berwirausaha.
Pengembangan usaha merupakan bagian
kekuatan pendorong pembangunan ekonomi. Selain berperan untuk mempercepat
pemerataan pertumbuhan ekonomi dalam peningkatan pendapatan masyarakat,
kegiatan usaha juga mampu menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha. Di
kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, dan lain sebagainya sudah banyak
usaha-usaha menengah yang dilakukan contohnya usaha pembuatan tempe, donat,
sarung tangan dan masih banyak lagi. Melihat majunya perkotaan, wilayah
pedesaan juga memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan usaha-usaha
menengah dan kecil. Selain mengurangi pengangguran, desa juga dapat
membangkitkan kreativitas orang-orang yang ada di desa tersebut.
Melihat betapa penting kewirausahaan dan
peranannya dalam perekonomian masyarakat, potensi wirausaha Indonesia sangat
besar terutama jika melihat data jumlah usaha kecil dan menengah yang ada.
Sampai dengan tahun 2006, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), di
Indonesia terdapat 48,9 juta usaha kecil dan menengah (UKM), menyerap sekitar
80 persen tenaga kerja, serta menyumbang 62 persen dari PDB (di luar migas).
Data tersebut sekilas memberikan gambaran betapa besarnya aktivitas
kewirausahaan di Indonesia dan dampaknya bagi kemajuan ekonomi bangsa. Oleh
sebab itu, usaha kecil dalam kehidupan masyarakat khususnya pedesaan, tidak
dapat dipandang sebelah mata.
Kerajinan yang dihasilkan masyarakat Kota
Jepara yang berada di Jawa tengah, pada mulanya bersumber kepercayaan turun
temurun dan menjadi tradisi yang tidak bisa ditinggalkan. Hal ini sudah
mendarah daging dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Kota Jepara, banyak
seni kerajinan di Jepara salah satunya yang terkenal sampai mancanegara adalah
kerajinan ukirnya, di kota Jepara
terdapat salah satu kerajinan
tekstil yaitu kerajinan
tenun ikat Troso. Di kota kecil
inilah terdapat sebuah desa yang menjadi pusat produksi kain-kain tradisional
yaitu kain ikat atau tenun Troso, demikian kain-kain tersebut dikenal.
Pada masyarakat di Desa Troso pembuatan
suatu barang kerajinan sudah menjadi
suatu hal yang
dilakukan karena berkaitan
dengan kebutuhan baik lahiriah maupun kebutuhan spritual.
Kerajinan tenun merupakan salah satu hasil budidaya masyarakat Desa Troso dalam
memenuhi kebutuhan.
Kehadirannya tidak
disangsikan dalam menjamin
kelangsungan hidup yang tidak
bersifat sesaat, bahkan sangat kuat berakar pada budaya yang dimiliki
masyarakat Desa Troso. Hal ini tidak terlepas dari unsur seni terutama seni
rupa. Dimaan seni rupa yang ada di Indonesia pada dasarnya merupakan serumpun
budaya yang terintegrasi,serangkaian budaya lokal atau etnik yang dipadukan
dengan kemahiran. Watak yang paling kuat dan menjadi citranya karena ia berangkat
dari sebuah akar yang sama.
Industry kerajinan atau usaha dagang tenun
di Desa Troso banyak sekali yang menghasilkan kain tenun ikat. Beberapa usaha
tersebut yang dihasilkan baik dari motif, warna, maupun produk busana.
Tenun adalah kain yang dibuat dari benang
kapas, sutera yang terjadi diselembaran kain dengan proses persilangan
benang-benang memanjang (lungsi) dan melebar
(pakan) berdasar suatu pola tertentu dengan bantuan alat tenun.
Pengetahuan menenun di Indonesia sudah
dikenal sejak beberapa abad sebelum Masehi. Pengetahuan ini merupakan
kelanjutan dari pengetahuan membuat barang-barang kerajinan dengan teknik anyam
yang terbuat dari serat dan berupa daun-daun, serat kayu yang digunakan sebagai
pakaian dan wadah barang-barang.
Perkembangan tenun ini
mengarah pada kualitas
bahan-bahan yang digunakan dan mulai mengenal motif serta warna yang
sangat di prioritaskan pada produk tenun tersebut.
Pakaian tradisional dari kain tenun
mempunyai fungsi yang beragam, hal tersebut menunjukkan identitas daerah maupun
identitas marga atau tingkatan status dalam
masyarakat dikarenakan setiap
daerah menganut adat
khas yang dicerminkan dalam karya
tenun tersebut. Selain itu juga makna yang terkandung dalam pakaian itu sendiri
dalam kehidupan masyarakat yang memakainya sebagai pendukung dari kebudayaan
itu sendiri.
Tenun
sebagai pakaian adat
selain berfungsi sebagai
penutup dan pelindung tubuh juga berperan penting sebagai bahan
pelengkap dalam acara- acara adat. Hal ini dikarenakan dalam sebuah karya tenun
tidak saja memiliki nilai fungsi dan keindahan semata, namun lebih penting lagi
terdapat sesuatu yang dihubungkan dengan adat yaitu makna simbolik, yang
terkandung di dalam motif dan warna yang terdapat pada tenunan itu sendiri.
Kebiasaan yang sudah menjadi tradisi mempercayainya bahwa warna dan motif
mempunyai kekuatan magis dan berfungsi sebagai perantara bagi penganut adat
istiadat dengan leluhur maupun sang pencipta.
Selain itu juga di dalan kehidupan sosial,
pemakaian tenun merupakan simbol kekayaan dan prestise seseorang dalam masyarakat, disamping hal-hal tersebut tenunan
juga sebagai pakaian yang
memiliki niali tinggi
dan menunjukkan status sosial dalam masyarakat. Kebudayaan ini masih
dijumpai di beberapa daerah di Indonesia sampai sekarang.
Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten
Jepara adalah salah satu daerah yang memproduksi jenis kain tenun ikat di
antara beberapa daerah lainnya di Indonesia. Desa ini merupakan salah satu
sentra tenun ikat yang penting di Jawa Tengah. Namun demikian jenis-jenis tenun
ikat yang dikembangkan bukan merupakan jenis asli dari desa ini atau jenis tenun
dari Jawa, tetapi mengambil atau mengadopsi dari daerah lain, terutama dari
daerah-daerah Indonesia timur seperti Bali, Sumba, Flores, dengan memodifikasi
desain. Disamping itu masyarakat Troso juga mengembangkan kedua jenis tenun,
yakni baik tenun ikat pakan maupun lungsi yang berasal dari daerah-daerah
tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tenun Troso merupakan nama sebuah tempat yang menghasilkan kain tenun Troso sehingga
masyarakat menyebutkan dengan kain ikat Tenun Troso.
1.2 Konsep Usaha
Nama Usaha : Cempaka Mandiri Tenun Ikat
Lokasi : Rumah
Jenis Usaha : Usaha Kecil Menengah
Status : Permulaan
1.3 Visi
Menghasilkan produk yang berkualitas, ramah lingkungan
dan disenangi masyarakat serta mampu memberikan pelayanan prima bagi konsumen,
dan menjadi UMKM yang sukses
1.4 Misi
Menggunakan bahan baku yang baik dan bermutu tinggi.
Menggunakan tenaga kerja yang handal
Menggunakan perlatan yang aman
Menarik komsumen dengan produk-produk yang unik dengan
harga terjangkau
Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada
pelanggan/konsumen
Mengurangi jumlah pengangguran di lingkungan sekitar
1.5 Tujuan Program
1.
Memperoleh
keuntungan
2.
Memberikan
kepuasan tersendiri bagi konsumen karena saya mewakili nama UMKM akan
memberikan inovasi-inovasi yang terbaik.
3.
Menambah relasi di
lingkungan desa tempat usaha ini dijalankan yaitu di desa Troso, Pecangaan,
Jepara
4.
Sebagai lahan
eksperimen berbisnis di tengah banyaknya pengangguran karena masih ada anak
yang putus sekolah di desa ini.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Nama Usaha: Cempaka Mandiri
Bentuk Badan Usaha: UMKM Tenun Ikat
Lokasi UMKM Tenun Ikat Cempaka Mandiri adalah di desa
Troso RT 10/06 Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, dimana desa Troso sendiri
sudah terkenal akan sentra tenun ikatnya sejak lama.
Kain tenun ikat merupakan bisnis
perdagangan hasil karya yang bertujuan untuk mengurangi pengangguran di desa
Troso khususnya memberikan peluang pekerjaan bagi mereka putus sekolah, ataupun
mereka yang menginginkan pekerjaan sampingan. Selain itu, kain tenun ini juga
merupakan hasil karya produksi dalam negeri yang patut untuk dibanggakan.
Dilihat dari prospek usaha kain tenun ini
sangat berpotensi untuk mengurangi pengangguran karena kebutuhan pasar yang
terus meminta stock kain terus menerus.
Jam operasional kegiatan usaha kain tenun ini pada
pagi hari hingga sore hari.
Usaha ini merupakan usaha pertama yang
saya dirikan. Untuk mendirikan usaha ini saya tidak meminjam dana ke Bank,
melaikan menggunakan dana simpanan sendiri yang saya rasa cukup untuk memulai
usaha ini. Saya tidak menyewa tempat sebagai lokasi saya ini, saya hanya
membuka usaha saya ini dirumah dengan fasilitas yang saya rasa cukup.
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI

Selanjutnya tugas dan tanggung jawab dari
bagian-bagian yang terpenting dalam peranan di UMKM Cempaka Mandiri dapat
diuraikan sebagai berikut :
1.
Pemilik
Wahyu sebagai pimpinan, sekaligus pemilik perusahaan,
mempunyai wewenang sebagai berikut :
a.
Memberikan
Kebijakan dalam mengatur persoalan perusahaan.
b.
Mengawasi
berjalannya usaha secara keseluruhan.
c.
Bertanggung jawab
atas jalanya usaha.
d.
Membuat berbagai
macam motif tenun dengan inovasi baru.
e.
Membuat keputusan.
f.
Mempromosikan
kepada konsumen.
g.
Mendata
jenis-jenis produk serta jenis produk yang telah dibeli oleh konsumen.
h.
Memberikan pelayanan
yang memuaskan kepada konsumen sehingga merasa puas dan menjadi pelanggan
tetap.
i.
Mengatur
pembayaran gaji karyawan.
Tenaga kerja di UMKM Cempaka Mandiri hanya 2 orang karyawan
tenun dan 1 orang karyawan malet yang tetap.
BAB IV
PRODUK USAHA
Produk yang saya buat mungkin tidak jauh
berbeda dengan produk lain. Namun dalam menghasilkan produk, saya terus mencoba
mencari desain dan motif lain sesuai inspirasi saya, untuk menghasilkan produk
yang berbeda dari yang lain. Tidak hanya menjual kerajinan kain tenun ikat,
saya juga ingin membuat kerajinan seperti: Tas, Tempat Pencil. Dalam pembuatan,
saya mengutamakan kualitas dan mutu dari produk yang saya hasilkan. Tujuannya
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga saya juga bisa mendapat
keuntungan yang maksimal.
Walaupun produk yang kami hasilkan masih
sedikit atau kurang bervariasi, tapi kami akan berusaha membuat berbagai motif,
dan mengutamakan kualitas kain yang nyaman digunakan, tahan lama, dan tidak
luntur ketika dicuci. Untuk harga kain tenun yang akan kami jual adalah Rp
50.000/meternya cukup terjangkau untuk sebuah kain tenun dibandingkan harga
yang ada dipasaran, yang bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
Proses pembuatan tenun ikat sendiri adalah
sebagai berikut:
1.
Benang lungsi yang
dibeli di toko benang umumnya dalam ukuran 1 pack seberat 5 kg. Benang yang
digunakan beragam merk dan kualitasnya. Benang lungsi ini diwarna terlebih
dahulu melalui proses pewarnaan yang disebut menter artinya memberi wenter
(pewarna). Menter benang lungsi ini tidak rumit karena hanya satu warna yang
nanti setelah jadi kain menjadi warna dasar. Jadi cukup dicelupkan pewarna,
diperas lalu dijermur sambil sesekali direnggangkan. Biar benangnya tidak
ruwet.
2.
Setelah kering,
benang lungsi yang sudah berwarna ini dibawa kepada pekerja proses nyepul.
Artinya menyepul atau memasukkan benang ke dalam sepulan kecil. Alat untuk
menyepul ini dinamakan Jontro. Menyepul bisa dilakukan oleh ibu-ibu atau
nenek-nenek, karena tidak perlu banyak tenaga.
3.
Setelah semua
benang lungsi berada dalam sepulan, sepulan ini dibawa ke pekerja Sekir.
Sepulan disusun ditempatnya dan dipindahkan ke Bum menggunakan alat yang
disebut sekiran. Proses yang disebut nyekir ini menghasilkan bum yang terisi
benang lungsi.
4.
Sampai tahap ini,
pembuatan benang lungsi hampir selesai. Tinggal meamasang bum yang telah berisi
benang lungsi ke dalam alat tenun bukan mesin (ATBM) yang diteruskan dengan
proses memasukkan benang lungsi ke dalam sisir yang disebut Nyucuk. Nyucuk
dilakukan dua orang, satu orang memasukkan benang dan satunya menarik benang
yang masuk dari arah sebaliknya.
5.
Nah, benang lungsi
sudah siap ditenun.
Pembuatan Pakan
1.
Benang tenun pakan
dipasangkan pada sepulan melalui proses nyepul mengunakan jontro. Proses ini
sama seperti proses menyepul pada benang lungsi. Bedanya, benang yang terpasang
pada sepulan kali ini dibawa ke tempat proses ngeteng.
2.
Pada proses
ngeteng, benang pakan yang tersusun dipasangkan pada alat segi empat yang
disebut Plankan. Hasilnya, benang pakan terpasang rapi berjajar. Pada plankan
inilah digambar motif atau sketsa yang nantinya menjadi motif dalam kain tenun.
3.
Nah setelah
selesai dibuat sketsa corak plankan dibawa ke pekerja ikat. Beberapa bagian
diikat dengan warna tali rafia yang berbeda. Proses mengikat merupakan proses unik
yang tidak ditemukan pada kain tradisional lain. Dari proses ikat, benang
dilepas dari plankan dalam kondisi terikat bagian-bagiannya dan dilakukan
proses pewarnaan disebut menter. Warna yang diberikan pertama kali adalah warna
paling gelap. Alasannya, warna pertama ini akan juga dicelupkan ke warna kediua
sehingga warna pertama lebih gelap dari warna kedua. Selesai warna pertama,
kain tenun dijemur sampai kering. Kalau cuaca tidak panas, menjemur bisa
memakan waktu berhari-hari. Setelah kering baru proses pewarnaan kedua
disiapkan. Caranya, bagian yang akan diwarna menggunakan warna kedua dipotong
simpul ikatannya yang disebut proses mbatil yang dilanjutkan proses ngopesi
atau mengupas yaitu melepas tali rafia pada bagian yang akan diwarna
menggunakan warna kedua. Baru dah, benang dicelupkan pada pewarna kedua, dan
dijemur lagi.
4.
Berbeda dengan batik,
kerajinan tenun tidak hanya membuat kreasi pola dan gambar. Keunikan kain juga
ditentukan oleh proses mengolah benang menjadi kain melalui alat tenun bukan
mesin (ATBM). Pada tahap inilah akan menentukan selembar kain sesuai standar
kualitas produksi. Dalam proses menenun, dalam kerapatan benang, kerapian motif
dan kehalusan kain akan terbentuk.
BAB V
ASPEK PEMASARAN
A.
Target dan Segmentasi Pasar
Saat ini, saya membuka usaha dirumah
sendiri yang beralamat di Desa Troso Rt 10/ Rw 06 Pecangaan, Kabupaten Jepara.
Tentu dalam penjualan, ada beberapa strategi yang saya gunakan untuk menarik
minat konsumen karena keunikan dan kualitas. Saya berharap usaha yang saya
dirikan ini dapat berjalan lancar, berkembang hingga sukses, dan selalu
diterima konsumen dengan puas.
Target dan Segmentasi Pasar: UMKM saya adalah UMKM
bidang industri yang memproduksi kain tenun yang berkualitas dan disegani
masyarakat.
Untuk Target kami memilih semua orang
karena, semua orang pasti butuh yang namanya baju, apalagi belakangan ini Baju
yang bermotif seperti tenun mulai diminati oleh masyarakat, dan biasanya pada
instansi tertentu menggunakan baju bermotif tenun untuk seragam para pekerjanya,
dan tiap tahun selalu berganti-ganti, serta permintaan pasar yang selalu
meminta untuk dibuatkan kain tenun sesuai dengan motif yang mereka inginkan.
B.
Faktor Kompetitif
Sebelum melaksanakan suatu usaha baru, kita perlu
mengetahui hal-hal atau aspek-aspek yang berpengaruh terhadap usaha tersebut.
Hal tersebut diantaranya adalah aspek kekuatan (strenght), kelemahan (weakness),
peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Dengan melakukan analisis
terhadap hal-hal tersebut diharapkan usaha akan berjalan lancar dan sukses.
Berikut adalah beberapa hal dari masing-masing aspek diatas:
1.
Kekuatan yang
dapat mendukung untuk mencapai sasaran usaha (Strength)
-
Membuat usaha
tenun ikat tidak akan mengalami kerugian yang besar seandainya usaha tersebut
tidak berjalan, karena permintaan pesanan motif kain mengalir terus, bahkan ada
yang sampai kewalahan, jadi seandainya produk tidak laku dijual, produk
tersebut bisa dijual ke tempat lain atau dibuat souvenir seperti tas dari kain
tenun, dibuat baju untuk dipake sendiri.
2.
Kelemahan yang
membatasi atau menghambat kemampuan dalam mencapai sasaran usaha (Weakness)
-
Cukup sulit
mendapatkan karyawan karena yang dapat menjadi karyawan di perusahaan saya
harus mempunyai keinginan yang kuat serta keuletan dan ketelatenan.
-
Banyaknya pesaing yang beroperasi di daerah
lain namun sudah cukup terkenal.
-
Jika tidak kreatif
dan tidak berusaha mencari motif yang baru maka saya dapat mengalami kerugian
yang cukup besar.
3.
Peluang usaha (Opportunity)
-
Peluang terbesar
dari UMKM saya terletak pada peminat/konsumen dan ke strategisan letak usaha
kami.
-
Memberikan
keuntungan yang maksimal.
-
Permintaan pasar
yang meningkat pada perayaan hari-hari tertentu.
4.
Hal hal yang dapat
mengancam dan membahayakan kegiatan usaha (Threat)
-
Banyaknya jenis usaha
yang sama sebagai pesaing.
-
Persaingan dalam
pemasaran yang semakin ketat.
-
Mahalnya biaya
iklan yang dibutuhkan untuk memasarkan produk agar menjadi lebih terkenal di
kalangan masyarakat.
C.
Rencana Penjualan
Strategi Promosi dan pemasaran:
1. Dari mulut ke mulut
Promosi ini merupakan promosi yang paling sederhana,
serta tidak memerlukan banyak biaya untuk melakukan promosi ini. Cukup dengan
bercerita dengan teman-teman kita untuk mempromosikan usaha kita, sehingga
secara tidak langsung semua masyarakat akan mengetahui usaha kita
2.Dengan media internet
Dalam memasarkan produk, saya memanfaatkan beberapa
jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram dengan memasarkan produk secara
online apalagi dijaman menjamurnya ecommerce
maupun jual beli online semakin disukai banyak orang, selain itu saya juga
memasarkan produk dengan menawarkan langsung ke konsumen, dan juga menitipkan
beberapa produk ke beberapa toko, dan menerima pesanan pembuatan kain.
3. Memberi Diskon
Adapun langkah-langkah lainnya yaitu, kami akan
memberikan potongan harga kepada pembeli yang membeli kain lebih dari 10 Meter,
akan kami potong harganya sebesar 5000/meternya dengan ini dimaksudkan supaya
para pembeli tidak hanya membeli beberapa meter tapi bisa sampai puluhan meter.
BAB VI
RENCANA KEUANGAN
Inventaris
No
|
Perlengkapan
|
Jumlah (unit)
|
Harga (Rp)
|
Jumlah Harga (Rp)
|
1
|
Alat Tenun
|
2
|
550.000
|
1.100.000
|
2
|
Sekoci
|
2
|
50.000
|
100.000
|
3
|
Sisir
|
2
|
75.000
|
150.000
|
4
|
Gun
|
4
|
270.000
|
1.080.000
|
5
|
Ticker
|
4
|
55.000
|
220.000
|
6
|
Jontro
|
1
|
200.000
|
200.000
|
7
|
Paletan
|
100
|
250
|
25.000
|
8
|
Sepulan
|
200
|
2000
|
400.000
|
9
|
Plangkan
|
2
|
100.000
|
200.000
|
Jumlah
|
3.400.000
|
Bahan Baku
No
|
Nama Bahan
|
Harga Satuan
(Rp)
|
Jumlah
(Unit)
|
Jumlah Harga
(Rp)
|
1
|
Benang Lungsi
|
Rp 650.000
|
2
|
Rp 1.300.000
|
2
|
Benang Pakan
|
Rp 560.000
|
2
|
Rp 1.120.000
|
3
|
Pewarna
|
Rp 180.000
|
1
|
Rp 180.000
|
4
|
Tali Rafia
|
Rp 20.000
|
2
|
Rp 40.000
|
5
|
Soklin
|
Rp 15.000
|
1
|
Rp 15.000
|
Jumlah
|
Rp 2.655.000
|
Biaya Karyawan
No
|
Karyawan
|
Jumlah
|
Orang
|
Satuan
(Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1
|
Tenun
|
90
|
2
|
12.000
|
2.160.000
|
2
|
Gambar
|
2
|
1
|
80.000
|
160.000
|
3
|
Ngikat/Nali
|
2
|
2
|
40.000
|
80.000
|
4
|
Malet
|
2
|
1
|
225.000
|
450.000
|
5
|
Nyekir
|
2
|
1
|
50.000
|
100.000
|
6
|
Bongkar
|
2
|
1
|
22.000
|
44.000
|
7
|
Nyucuk
|
2
|
2
|
30.000
|
120.000
|
8
|
Nyepul
|
4
|
2
|
50.000
|
400.000
|
9
|
Menter
|
2
|
1
|
35.000
|
70.000
|
Jumlah
|
3.584.000
|
Biaya lain-lain
No
|
Nama Biaya
|
Jumlah
(Rp)
|
1.
|
Biaya Promosi
|
200.000
|
Total Biaya :
6.439.000
Penjualan :
180 M x 50.000 = 9.000.000
Laba Bersih :
9.000.000 – 6.439.000 = 2.561.000
BEP :


= 

= 2 Bulan (asumsi 180 Meter
kain terjual dalam waktu 1 bulan)
BAB VII
PENUTUP
Setelah melalui pembahasan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa usaha dari kain tenun ikat ini sudah sangat layak untuk
dijalankan. Dalam cara menjalankannya pun terlihat tidak terlalu sulit, sehingga
proses penjualannya pun tidak terlalu memakan waktu dan pikiran terlalu banyak.
Akhir kata, besar pengharapan saya untuk
memperoleh keuntungan dalam kegiatan kewirausahaan ini. Karena setelah
dilakukan penghitungan, ternyata keuntungan yang didapatkan dari program ini
selain manfaat pengetahuan dan relasi
serta kita juga memperoleh keuntungan dalam bentuk materi. Materi tentunya
adalah suatu hal yang sangat berharga, apalagi apabila materi tersebut
diperoleh oleh saya yang masih seorang mahasiswa semester 4 (empat) ini.
BAB VIII
LAMPIRAN

C. Denah Lokasi


E. Identitas Pemilik

- Motif Poleng Besar
![]() |
|||
![]() |
- Motif Poleng Kecil

- Motif Antik
![]() |
![]() |
||
![]() |
- Motif Rang-rang
![]() |
||
![]() |
![]() |
- Motif Tumbuhan
![]() |

![]() |
- Motif Garis-garis
![]() |
7. Motif Sarung
![]() |
![]() |
G. Peralatan yang digunakan
1.
Alat tenun

2. Jontro

3. Sekoci dan
Paletan

KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.